7 Budaya Buruk Pemuda yang Terlanjur Populer Di Indonesia
Selamat datang
di ERA PEMUDA, posting kali ini admin akan mengangkan topik tentang hal-hal
yang sedang ngehits bagi kalangan pemuda-pemudi di Tanah Air tercinta ini, yaps
Indonesia. Namun yang diangkat pada postingan ini bukan tema yang positif,
lebih mengarah ke kebiasaan pemuda-pemudi yang negatif. Kebiasaan ini telah
melanda dimana-mana dan bisa dikatakan sudah membudaya dikalangan generasi
penerus bangsa kita ini. Okelah langsung saja berikut sesuai judul postingannya
7 Budaya Buruk Pemuda-Pemudi yang Terlanjur
Populer Di Indonesia
Ikut-ikutan,
kata-kata ini tidak asing bagi telinga masyarakat Indonesia. Khususnya para
kaum pemuda-pemudi budaya ikut-ikutan ini sering mereka implementasikan di
kehidupan sehari-harinya. Apa-apa ikut-ikutan, semisal ada contoh sepasang
sahabat namanya Michael dan Jono, Si Jono beli ini, Michael ikut,
Jono kuliah jurusan X, Michael
ikut (padahal bukab passion-nya), Jono minat ini, Michael ikut juga, Jono
mandi, Michael ikut masuk kamar
mandi, nah kan ngawur. Mungkin ada
hal ikut-ikutan yang bagus seperti contohnya ikut ibadah. Tapi tak selamanya budaya ikut-ikutan itu
baik, ikut-ikutan yang tidak baik apalagi merugikan diri sendiri dan orang lain
mending gak usah dilakukan. So, jadilah dirimu sendiri. Buat jalan
hidupmu, buat cerita dan ukir kisah hidupmu sendiri sesuai kata hati dan
cita-citamu.
Gengsi menurut
Kamus Besar Kamus Bahasa Indonesia artinya “ia terlalu membanggakan ketinggian”. Tampaknya
budaya ini sudah mendarah daging bagi mayoritas pemuda-pemudi di Indonesia.
Banyak para pemuda hanya memikirkan gengsi demi menjaga nama dan yang katanya
kredibilitas apalah itu. Seolah-olah ia akan terlihat seperti deretan golongan
elit. Contohnya beli gadget biar keren, gak ketinggalan
sama teman-temannya yang orang kaya, padahal dia tidak berkaca pada keadaan
keluarganya. Oke, mungkin ada sisi positifnya juga budaya ini, tapi apabila
berkaca pada keadaan yang ada di lingkungan kita, perilaku gengsi ini hanya
akan menimbulkan banyak negatifnya daripada positifnya. Bahkan gengsi yang berlebihan
malah tampak seperti kita sebagai manusia tidak bersyukur atas rezeki
dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan, Allah SWT. So, daripada
terus-terusan menjunjung tinggi apa itu gengsi, mari kita cerna dan pahami
keadaan, ayo bergerak untuk menuju hari yang lebih baik dan selalu bersyukur
atas segala rezeki dan nikmat yang diperoleh.
Sok pintar, perbuatan ini terkadang terlihat menjijikkan, ada
pepatah gaul mengatakan bahwa : “Mending
Sok Ganteng daripada Sok Pintar”. Orang yang sok pintar ini merupakan seonggok manusia yang bertindak
seakan-akan mengaku dirinya cerdas, tahu segalanya, padahal mereka semua itu nol besar. Tampang mereka biasanya
terlihat sombong dan angkuh. So,
perilaku ini tidaklah patut untuk dilestarikan dan marilah hilangkan budaya sok
pintar ini. Ayo menjadi insan yang lebih baik dan benar-benar menjadi
pemuda-pemudi yang pintar yang cerdas tanpa kesombongan dan keangkuhan.
Nah inilah yang
masih hangat ditelinga kita, “sok
petualang”. Banyak yang ngakunya para
petualang, ngakunya pecinta alam. Tapi
buktinya? Realita di lapangan sekarang ini, contohnya banyak para petualang “newbie” yang misalnya katanya mengadakan
perjalanan alam tapi mereka malah merusak alam. Buang sampah sembarangan,
coret-coret alam, merusak pepohonan dan yang lain-lain. Padahal pada hakikatnya
prinsip dasar penjelajah alam yaitu “Tidak meninggalkan apapun selain jejak
kaki, Tidak mengambil apapun selain dokumentasi, tidak membunuh apapun selain
waktu”. Nah, terapkan itu sob, kalau mau benar-benar menjadi sang
petualang ulung terapkanlah prinsip itu. Jaga dan cintailah alam maka alam akan
mencintaimu juga.
Ini nih yang paling banyak melanda di
kalangan pemuda-pemudi tanah air, sok
gaul. Apasih gaul itu artinya? Menurut KBBI sih gaul itu artinya berkumpul,
hidup berteman. Tapi apakah yang terjadi dengan keadaan sekarang ini? Pemuda-pemudi
sok gaul bertebaran, abg-abg
labil pun bertebaran, abg cewek berkosmetik tebal 5 meter, naik
motor pakai hp, bonceng 3 lagi. Apalagi
kalau bukan cabe-cabean. Kaum adam
pun tak ketinggalan dengan istilah terong-terongannya.
Wkwk. Perilaku sok gaul ini merupakan
perilaku yang mengarah kepada sikap alay
dan berlebihan. Malah ada yang
bilang, alay itu fase menuju
kedewasaan, saya rasa tidak sepenuhnya benar walaupun anak muda sekarang ini
mayoritas harus menempuh kerasnya kehidupan alay
untuk menuju kedewasaan. Namun, ada juga orang yang sudah gede, umurnya sudah gak
muda lagi, sikapnya tetap alay,
berlebihan dan tentunya menjijikkan. So,
admin tidak bisa berkata-kata lagi tentang perilaku ini. Karena admin juga
pernah melewati fase jahiliyah ini. Biarlah
semua ini menjadi cerita kawan. Namun ingat, jangan terlalu lama alaynya.
Bully mem-bully, dimanapun
terjadi baik di dunia nyata, maya, maupun dunia gaib. Seolah-olah munculnya
suatu jargon “No Bully No party”. Perilaku ini jelas negative. Apa-apa dihina, jelek dikit
dibully, gak sejalan dibully, gak sepikiran dibully, salah dikit dibully, salah banyak dibully. Udah dah semuanya pokoknya dibully,
dimanapun dan kapanpun bisa membuka lapak bully-an.
Bully memang indah untuk para pembully, tapi menyakitkan bro bagi yang
dibully. So, bayangkan anda wahai para pembully
berada di pihak mereka. Tapi gak
apa-apasih kalau membully hanya
sebagai pendingin suasana dan lelucon kecil selingan dalam suanana penuh ketegangan.
Namun, yang benar-benar tidak boleh itu membully
tingkat dewa, yaitu membully berlebihan yang malah memperlihatkan kebodohan
kita dihadapan publik. So, bagi para
pecandu bully, sekarang mulailah
belajar menghargai orang lain kalau anda ingin dihargai balik.
Apa itu ngidol? Ngidol itu mengidolakan. Misalnya mengidolakan artis-artis yang
terkenal atau apalah itu. Kayak yang
sekarang ini dikalangan pemuda ada yang namanya wotta, ngidol Je Ka Te 26 apalah itu grup nyanyi yang anggotanya satu RT. Boleh sih ngidol
itu dilakukan, tapi yang gak boleh
itu ngidol yang berlebihan ,
sampai-sampai seperti mendewakan dari apa dan siapa yang di idolakan, yang
bahaya lagi ngidol sampai lupa Tuhan. Naudzubillahimindzalik. Kacau dah kalau sudah begitu. Ayolah sewajarnya
saja untuk mencintai atau mengidolakan sesuatu. Toh apasih untungnya ngefans
secara keterlaluan. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik kawan. Ada kalanya kita
boleh ngidol berlebihan sih, seperti contohnya bagi yang muslim ngidolnya ke Nabi Muhammad SAW. Nah kalau
yang itu haruslah berlebihan.
Demikianlah
artikel kali ini, apabila ada yang mau ditambahkan silakan berkomentar ria di
bawah.
No comments for "7 Budaya Buruk Pemuda yang Terlanjur Populer Di Indonesia "
Post a Comment
Berkomentarlah Dengan Bijak & Sopan